mari ganyang malaysia

malaysia adalah bahaya bagi revolusi indonesia, hingga sekarang mengklaim budaya indonesia dan telah mencuri pulau indonesia mari kita ganyang habis habisan

green school festival

hijaukan lingkungan sekolah

ayo lihat GSF di sanmar 2

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

AYO GANYANG MALAYSIA

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 16 November 2017

Green School Festifal Kota Malang

Dengan diresmikannya “Haba Ecopark” di SMPN 8 Malang oleh Walikota Malang H. Moch Anton pada hari Rabu, 31 Desember 2014, maka berakhirlah seluruh rangkaian panjang kegiatan Green School Festival 2014. Haba Ecopark ini menjadi hadiah bagi juara-juara satu di kegiatan Green School Festival, berupa sebuah taman miniatur siklus ekologi di alam, di mana di dalamnya terdapat rangkaian mata rantai ekosistem, khususnya untuk ekosistem kupu-kupu dan capung. Di dalam ecopark ini dibangun
kolam lengkap dengan tanaman air dan batu-batuan alam yang menjadi habitat bagi capung, ditanam tumbuhan-tumbuhan penghasil nektar sebagai makanan bagi kupu-kupu, dan beberapa tanaman yang disukai kupu-kupu untuk bertelur dan menjadi makanan bagi ulat kupu-kupu. Diharapkan Ecopark ini bisa menjadi media pembelajaran lingkungan hidup bagi siswa-siswa sekolah. Ecopark ini didesain dan dikerjakan oleh Andik Gondrong, seorang aktifis lingkungan hidup, mantan Ketua Umum pencinta alam Mapalipma IPM, yang saat ini sedang menggarap program konservasi berupa restorasi tanaman lokal di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Peresmian Haba Ecopark SMPN 8 Malang oleh walikota Malang H. Moch. AntonPeresmian Haba Ecopark SMPN 8 Malang oleh walikota Malang H. Moch. Anton 

Green School Festival sendiri menjadi sebuah rangkaian kegiatan lingkungan hidup yang dalam dua tiga bulan ini banyak menghiasi berita di harian Jawa Pos Radar Malang. Banyak orang bertanya apa sebetulnya Green School Festival, apakah ini lomba lingkungan hidup, atau festival seni tentang lingkungan, atau apa? Wajar sekali pertanyaan-pertanyaan seperti itu muncul di masyarakat, termasuk juga hal ini menjadi pertanyaan di kalangan para aktifis maupun pegiat lingkungan hidup.

Lahirnya Green School Festival ini berasal dari tiga sumber inspirasi. Sumber pertama yaitu keinginan dari Walikota Malang H. Moch. Anton yang mengharapkan adanya sebuah agenda untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup sekolah-sekolah di kota Malang, yang disampaikan Walikota kepada Dinas Pendidikan Kota Malang. Sumber inspirasi kedua yaitu adanya keinginan dan komitmen dari Jawa Pos Radar Malang untuk bisa menjadi motor penggerak perubahan masyarakat kota Malang, khususnya dalam bidang pelestarian lingkungan hidup. Sumber ketiga adalah program dari lembaga Move Indonesia yang berkeinginan untuk menyebarluaskan metode pemetaan dan perencanaan pengelolaan lingkungan hidup.

Dari situlah akhirnya lahir sebuah konsep Green School Festival. Disebut sebagai “festival”, dan bukan disebut “lomba”, karena memang lomba hanyalah sebagai bagian kecil dari kegiatan ini, lomba hanya sebagai sebuah stimulan saja, yang lebih utama adalah pada bagaimana penyebarluasan metode pemetaan dan perencanaan lingkungan hidup untuk kemudian dipraktekkan oleh sekolah-sekolah dengan cara menggerakkan segenap komponen keluarga besar sekolah, dan bagaimana pergerakan-pergerakan itu bisa saling menginspirasi antara sekolah satu dan lainnya. Itulah ide dasar dari Green School Festival.

 Metode utama di Green School Festival kami beri judul Green School Mapping. Sebetulnya ini bukan metode yang sama sekali baru, namun merupakan gabungan dari beberapa metode yang dirangkum dan dimodifikasi ulang, disesuaikan dengan kebutuhan segmen peserta belajar. Metode-metode dasar yang menjadi sumber antara lain: metode Ecomapping(yang dikembangkan oleh Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit, sebuah lembaga di Jerman yang salah satu fokusnya adalah di bidang pelestarian lingkungan hidup dunia), metode Green Map (metode yang diciptakan oleh Wendy Brawer dari Amerika yang kini komunitasnya telah berkembang menjadi komunitas Green Map internasional), metode Mapping Analysis (metode yang menjadi materi perkuliahan di jurusan Teknik Perencanaan Wilayah Kota), dan dikombinasikan dengan metode permainan anak-anak peta harta karun.

Jadi bisa disimpulkan metode Green School Mapping sendiri adalah cara untuk mempetakan masalah dan potensi lingkungan hidup di area sekolah. Pemetaan masalah dan potensi ini dibuat dalam 9 buah peta yang berbeda-beda bahasan isunya. Kemudian dari pemetaan ini dilakukan pembahasan lebih mendetail mengenai apa masalah ataupun potensi yang ada, lalu dilakukan pembahasan perencanaan aksi apa yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan lingkungan hidup yang terpetakan, ataupun untuk peningkatan dari potensi-potensi yang sudah ada.
Adapun sembilan peta isu yang dibuat masing-masing membahas mengenai: isu energi, isu sampah, isu polusi udara, isu air dan limbah cair, isu tanah dan kontaminasi kimia, isu tanaman, isu resiko, isu keindahan, isu edukasi-informasi-inspirasi.

Green school festival ini jelas memberi dampak positif bagi sekolah dan lingkunga. kami harap GSF ini dapat berjalan dengan baik dan dapat membuat dunia yang lebih baik. demikian sedikit soal Green School Festival.

Kamis, 09 November 2017

green school festival di SMPK Santa Maria 2


Sebanyak 190 kepala sekolah tingkat SD-SMP se Kota Malang menghadiri sosialisasi Green School Festival (GSF) 2017, di aula SMKN 2 Malang, Jumat pagi (29/9).Acara dimulai dengan sambutan serta pembukaan secara simbolik oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Malang, Zubaidah. Disambung dengan pembacaan doa hingga penjabaran materi presentasi oleh ketua tim juri GSF 2017, Fadilah Putra.
Acara yang telah memasuki tahun ke-4 ini diikuti oleh 273 SD dan 104 SMP se-Kota Malang termasuk SMPK Santa Maria 2. Melalui sambutannya, Zubaidah juga mengingatkan kepada puluhan peserta tentang 9 isu lingkungan hidup yang menjadi dasar ketegori perlombaan sekaligus kriteria penilaian.9 isu tersebut meliputi isu energi, sampah, air dan limbah cair, tanaman, keindahan, edukasi dan informasi, resiko, polusi udara, dan tanah.
Zubaidah berharap, kegiatan ini bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Malang. Sehingga visi dan misi menjadikan Malang Kota Bermartabat bisa terealisasi dengan baik. Terbukti dari meningkatnya jumlah sekolah yang mengikuti lomba adiwiyata meningkat di dua tahun terakhir.“Kami merasa ada peningkatan. Alhamdulillah mereka ada perubahan. Memotivasi juga dalam lomba UKS dan adiwiyata meningkat. Tahun ini sudah ada 19 itu sudah hebat toh,” ucapnya.
Kalimat-kalimat tersebut di dengarkan oleh perwakilan Pamdeman yaitu ibu Anna Sri Supeni dan Nancy Natania yang menjbat sebakaghi ketua OSIS 2017-2018. untuk mendapatkan prestasi dalam lomba Green School Festival ini Panderman membuat  beberapa perubahan.                                         Hasil gambar untuk green school festival SMPK Santa Maria 2
perubahan yang di lakukan adalah menambah tanaman di berbagai tempat di sekolah. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan sekolah yang lebih indah dan asri. Memberikan berbagai informasi dan edukasi tentang GSF dan pentingnya keadaan sekolah yang asri, selain itu juga di beri banyak poster di tempat-tempat tertentu seperti toilet dan kelas yang berisi himbauan untuk menghemat energi dan menjaga kebersihan seperrti matikan air setelah digunakan,matikan lampu jika tidak di pakai atau siram setelah buang air dll.
 Untuk mengurangi limbah SMPK Santa Maria 2 juga menghilangkan plastik plastik di kantin. makanan yang biasanya di bungkus oleh plastik diubah menjadi bunkusan dari kertas. sendok yang dari plastik pun diubah menjadi sendok besi. namun sayangnya hal ini membawa kerugian bagi kantin. bagi yang ingin meminjam sendok harus menyiapka uang jaminan sebesar 2000 rupiah dan setelah menggunakan sendok harus mencuci sendiri. selain itu anak anak yang mencuci tidak melakukan nya dengan benar karena malas dan akhirnya hasilnya tidak bersih dan menyebabkan anak anak tidak ingin membeli lagi karena jijik.
untuk mengatasi masalah sampah Panderman mengubah tempat sampah menjdai 3 jenis yaitu:anorganik (yang dihasilkan barang barang non hayati)organik(berasal daeri bahan hayati)dan B3(bahan berbahaya dan beracun contohnya obat nyamuk).selain itu untuk menyambut kedatangan para juri para siswa di SMPK Santa Maria 2 malang menampilkan tepuk karakter yang diciptakan oleh Trianto Thomas, salam panderman, yel yel GSF, dan salam bumi untuk menambah puin. diharapkan perubahan perubahan dan usaha ini dapat mengubah panderman menjadi lebih baik dan bisa mendapatkan prestasi dalam Green School Festival.Hasil gambar untuk green school festival SMPK Santa Maria 2Hasil gambar untuk green school festival SMPK Santa Maria 2

Tugas nyalin buku panduan kartul

Kenley.W XI-SI/21 Laporan penelitian terdiri atas tiga bagian, yaitu: Bagian awal Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah: Halam...